SURABAYA | Barometer Jatim – Setelah 24 tahun sejak 2000 menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) -- Badan Otonom (Banom) perempuan NU, akhirnya Khofifah Indar Parawansa lengser. Posisi ketua kini dijabat Arifatul Choiri Fauzi atau akrab disapa Arifah Fauzi.
Perempuan yang juga Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) di Kabinet Prabowo-Gibran itu terpilih untuk periode 2025-2030 lewat Kongres ke-18 Muslimat NU di Asrama Haji Surabaya, Sabtu (15/2/2025) dini hari. Sedangkan Khofifah beralih posisi menjadi Ketua Umum Dewan Pembina PP Muslimat NU periode yang sama.
Senin, 17 Feb 2025 03:27 WIB
PBNU 'Cawe-cawe' di Kongres Muslimat NU, Gus Hans: Mestinya Khofifah Berterima Kasih!
Mengapa Arifah Fauzi tidak menyandang ketua umum dan hanya ketua? Di kongres kali ini memang ada perubahan struktur yang tajam, yakni di dewan pembina ada posisi ketua umum sedangkan di pengurus harian hanya ketua, tidak ada ketua umum seperti yang selama ini dijabat Khofifah.
“Pada Kongres ke-18 kali ini ada perubahan struktur. Di dewan pembina ada ketua umum dewan pembina, kemudian di pengurus Muslimat-nya ada ketua Muslimat NU. Jadi ketua umumnya ada di dewan pembina, sementara di ketua Muslimat-nya itu ketua saja, bukan ketua umum,” terang Khofifah usai penutupan kongres, Sabtu (15/2/2025).
Apakah seperti struktur di PBNU? “Kira-kira strukturnya seperti itu,” tandas Khofifah yang juga kembali terpilih sebagai Gubernur Jatim untuk periode kedua.
Dalam struktur kepengurusan PBNU, secara garis besar peran organisasi tercermin lewat syuriyah yang dipimpin rais aam dan tanfidziyah yang dipimpin ketua umum. Artinya, untuk pimpinan tertinggi pelaksana harian tetap diemban ketua umum, bukan ketua.
Desakan Regenerasi
Terkait regenerasi pucuk pimpinan Muslimat NU, beberapa tahun lalu sejumlah kalangan NU gencar mendesak dilakukan pergantian ketua umum karena Khofifah sudah kelewat lama menjabat, kala itu sudah empat periode.
Salah satu desakan datang dari Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Falah Tinggarjaya, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang juga Wakil Katib Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyumas, KH Maulana Ahmad Hasan.
"Sebenarnya di dalam AD/ART NU tertulis bahwa tentang masa jabatan ketua Banom itu maksimal dua kali periode, kecuali Banom yang berbasis usia itu malah bisa hanya satu periode, seperti IPNU, IPPNU," kata kiai yang akrab disapa Gus Hasan tersebut, Sabtu, 30 Oktober 2021.
Kala itu, Gus Hasan berharap Muktamar ke-34 NU di Lampung, 23-25 Desember 2021, selain menjadi arena memilih ketua umum PBNU -- akhirnya KH Yahya Cholil Staquf yang terpilih -- juga momen yang tepat untuk menertibkan masa jabatan ketua Banom.
Hal sama disampaikan Pengasuh Ponpes Metal Muslim Al Hidayah Pasuruan, KH Nur Kholis Al Maulani. Menurutnya, regenerasi di PBNU secara otomatis harus diikuti seluruh Banom.
"Banom semuanya. Jadi otomatis, mulai dari PBNU sampai Banomnya juga regenerasi. Mereka yang memiliki visi dan pandangan yang masih zaman dahulu, saya pikir juga perlu di-upgrade. Kalau memang ada generasi kita yang lebih cerdas, militan, kenapa tidak?" katanya, Selasa, 12 Oktober 2021.
Minggu, 16 Feb 2025 23:28 WIB
VIDEO: Bikin Ngakak! Gaya "Gemoy" Prabowo Semprot Pejabat Doyan FGD
"Saya sampaikan bahwa regenerasi itu penting. Karakter bangsa kita ini adalah karakter yang junjung tinggi martabat orang sepuh, tetapi juga mengangkat kreativitas dan memuliakan anak-anak muda," tandas Gus Nur Kholis.
Ketum sejak 2000
Dalam catatan Barometer Jatim, Khofifah terpilih menjadi Ketua Umum PP Muslimat NU pada 2000 menggantikan Aisyah Hamid Baidlawi. Lima tahun berselang, kembali terpilih untuk periode 2006-2011 lewat Kongres ke-15 di Batam, 1 April 2006.
Sebelum kembali menjabat untuk periode ketiga, Khofifah sebenarnya terganjal aturan dua periode. Namun dalam Kongres ke-16 di Bandar Lampung, Komisi Organisasi yang membahas AD/ART memutuskan menghapus batasan periode ketua umum untuk memuluskan jalan Khofifah dengan alasan didukung mayoritas PW.
Walhasil, pada 16 Juli 2011, secara aklamasi Khofifah terpilih menjadi ketua umum periode 2011-2016. Nah, di Bandar Lampung inilah tonggak Ketua Umum PP dan Ketua PW Muslimat NU tanpa batasan periode dimulai.
Setelah tiga periode memimpin, Khofifah lantas kembali dipilih secara aklamasi untuk menjadi ketua umum periode 2016-2021 lewat Kongres ke-17 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, 25 November 2016.
Minggu, 16 Feb 2025 02:35 WIB
VIDEO: Emak-emak Ini Bikin Heboh! Lolos Bisa Peluk Prabowo, Difotoin Mayor Teddy Lagi
Masa kepemimpinan Khofifah seharusnya selesai pada 2021, tapi kemudian berlanjut hingga 2024 karena sejumlah hal di antaranya situasi pandemi Covid-19. Sampai akhirnya Muslimat NU baru menggelar kongres ke-18 di Surabaya, 10-15 Februari 2025.
Khofifah bahkan di ambang menjadi Ketum Muslimat NU lima periode berturut-turut, setelah Laporan Pertanggungjawaban (LPj) PP Muslimat NU periode 2016-2024 diterima seluruh pimpinan wilayah dan pimpinan cabang se-Indonesia saat pandangan umum.
Mereka juga meminta agar Khofifah kembali menjadi Ketum PP Muslimat NU periode 2025-2030. Dalam sejarah Muslimat NU, Mahmudah Mawardi tercatat sebagai ketua umum terlama selama 29 tahun (1950-1979).
Tapi dalam dinamika kongres, Khofifah kemudian tak lagi menjadi ketua umum, bergeser menjadi ketua dewan pembina diikuti perubahan struktur ada jabatan ketua umum di dewan pembina. Sedangkan Arifah Fauzi menjabat ketua saja, bukan ketua umum.{*}
| Baca berita Muslimat NU. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur
Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.